Sabtu, 15 Juli 2017

Ratu Tisha dan Kiprah Perempuan di Sepak Bola

PSSI membuat gebrakan dalam internal organisasi mereka. Untuk kali pertama sejak berdiri pada 19 April 1930 otoritas sepak bola di tanah Air itu menunjuk seorang perempuan menempati posisi sekretaris jenderal. Apabila Ratu Tisha Destria, perempuan kelahiran 30 Desember 1985, yang diandalkan oleh PSSI mengisi tempat duduk sekjen, yang ditinggalkan Ade Wellington sejak April 2017. Ratu Tisha, juga satu-satunya perempuan dari 30 pendaftar posisi sekjen PSSI, dianggap paling mumpuni dari antara segala calon. dan ikuti juga wacana sepak bola online kami lainnya seperti Kinerja Wasit Disorot, PT LIB akan Lapor ke PSSI

Dan mendapat persetujuan oleh 10 anggota komite eksekutif (Exco) PSSI yang hadir dalam rapat Exco. Penunjukan itu membuat ada dua perempuan di jajaran pejabat tinggi PSSI jangka waktu 2016-2020. Kecuali Ratu, hal yang demikian nama Papat Yunisal yang yakni anggota komite eksekutif (Exco). Lebih dari setahun sebelum penunjukan sekjen PSSI hal yang demikian, tepatnya Mei 2016, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) juga untuk pertama kalinya memilih seorang perempuan sebagai sekretaris jenderal. dalam berita bola online

Nama Fatma Samba Diouf Samoura, perempuan asal Senegal, diumumkan secara resmi sebagai Sekjen FIFA oleh Presiden FIFA Gianni Infantino pada Kongres FIFA ke-66 di Mexico City menggantikan Jérôme Valcke.  Rentet momen itu menjadi penting di tengah dominasi laki-laki di lingkungan sepak bola dunia, mulai dari pemain, pelatih sampai pembuat kebijakan. Ratu Tisha menyukai sepak bola sejak kanak-kanak, ia mulai serius menangani regu sepak bola kampus ketika masih kuliah di Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB).

Diminta mendapatkan gelar sarjana, ia sempat berprofesi sebagai karyawan swasta sebelum akhirnya kembali serius berkecimpung di dunia sepak bola pada tahun 2012. Meskipun itu, ia menjadi salah satu pendiri penyedia layanan statistik dan data lomba sepak bola, Labbola dan aktif di sana sampai 2016. Kiprah di Labbola kemudian menjadi bekalnya menuju FIFA Master edisi ke-14. Lulus dari sana, ia sempat menjadi konsultan sepak bola dan pada 2016-2017 menjadi Direktur Harus PT Gelora Trisula Semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar